PENTINGNYA BUDAYA POSITIF
(RAHMAT HANAFI)
Tujuan Pendidikan menurut
KHD adalah menuntun
segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai
keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun
sebagai anggota masyarakat. Dalam menuntun laku dan pertumbuhan kodrat anak,
KHD mengibaratkan peran pendidik seperti seorang petani atau tukang kebun. Anak-anak itu seperti biji tumbuhan yang disemai dan ditanam
oleh pak tani atau pak tukang kebun di lahan yang telah disediakan.
Bila biji jagung ditempatkan di tanah yang subur
dengan mendapatkan sinar matahari dan pengairan yang baik maka meskipun biji
jagung adalah bibit jagung yang kurang baik (kurang berkualitas) dapat tumbuh
dengan baik karena perhatian dan perawatan dari pak tani.
Demikian sebaliknya, meskipun
biji jagung itu disemai adalah bibit berkualitas baik namun tumbuh di lahan
yang gersang dan tidak mendapatkan pengairan dan cahaya matahari serta ‘tangan
dingin’ pak tani, maka biji jagung itu mungkin tumbuh namun tidak akan optimal.
Konsep disiplin menurut KHD
Pemikiran Ki Hajar ini sejalan dengan pandangan Diane
Gossen dalam bukunya Restructuring School
Discipline, 2001. Diane menyatakan bahwa arti dari kata disiplin berasal
dari bahasa Latin, ‘disciplina’, yang
artinya ‘belajar’. Kata ‘discipline’
juga berasal dari akar kata yang sama dengan ‘disciple’ atau murid/pengikut. Untuk menjadi seorang murid, atau
pengikut, seseorang harus paham betul alasan mengapa mereka mengikuti suatu
aliran atau ajaran tertentu, sehingga motivasi yang terbangun adalah motivasi
intrinsik, bukan ekstrinsik. Diane juga menyatakan bahwa arti asli dari kata
disiplin ini juga berkonotasi dengan disiplin diri dari murid-murid Socrates
dan Plato. Disiplin diri dapat membuat seseorang menggali potensinya menuju
kepada sebuah tujuan, sesuatu yang dihargai dan bermakna. Dengan kata lain,
disiplin diri juga mempelajari bagaimana cara kita mengontrol diri, dan
bagaimana menguasai diri untuk memilih tindakan yang mengacu pada nilai-nilai
yang kita hargai.
Tujuan
dari disiplin positif adalah menanamkan motivasi yang ketiga pada murid-murid
kita yaitu untuk menjadi orang yang mereka inginkan dan menghargai diri sendiri
dengan nilai-nilai yang mereka percaya. Ketika murid-murid kita memiliki
motivasi tersebut, mereka telah memiliki motivasi intrinsik yang berdampak
jangka panjang, motivasi yang tidak akan terpengaruh pada adanya hukuman atau
hadiah.
Di era globalisasi seperti sekarang ini, teknologi semakin hari semakin maju. Perkembangan zaman mendorong kita untuk semakin berkarakter positif karena dengan adanya perkembangan zaman tidak dipungkiri adanya krisis karakter pula. Krisis karakter di era globalisasi seperti sekarang ini disebabkan karena seseorang cenderung untuk berdiam diri dengan gadget mereka sendiri dengan mengesampingkan sosialisasi dengan oranglain. Hal tersebut dapat membuat karakter positif seperti saling menghargai dan menghormati orang lain semakin menurun. Penerapan budaya positif dilingkungan sekolah menjadi salah satu solusi untuk membuat karakter positif generasi muda ini dapat tumbuh dan berkembang sehingga nantinya dapat diterapkan secara berkelanjutan. Budaya positif yang dapat dicontohkan kepada siswa dilingkungan sekolah antara lain dengan saling menghargai dan menghormati sesama teman, saling mengucapakan salam saat bertemu dengan teman maupun warga sekolah lain, selalu menjaga wudhu, disiplin dan menghargai waktu, saling membantu dan memotivasi, serta bekerja sama dengan baik.
No comments:
Post a Comment